Presiden Soekarno Sampai Jokowi

Memasuki peringatan yang ke-77, kemerdekaan Republik Indonesia memiliki makna dan konteks kekinian yang relevan dengan perubahan zaman. Di tengah berbagai lingkup tantangan yang masih berlangsung, masyarakat dan bangsa Indonesia harus tetap setia menjaga dan memaknai kemerdekaan.

Jokowi dan Soekarno memiliki beberapa kesamaan (Foto : Okezone dan Ist)

Joko Widodo atau Jokowi kembali dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia. Masa kerja 5 tahun dimulai 20 Oktober 2019 setelah pelantikan presiden, bersama Ma'ruf Amin, dia bertekad membawa Indonesia ke arah yang lebih positif.

Terpilihnya kembali Jokowi menjadi presiden tentu berkat dukungan dan kepercayaan rakyat yang begitu besar terhadapnya. Melihat bukti nyata kerja sebelumnya menjadi alasan kebanyakan orang tetap percaya pada pria asal Surakarta ini.

Di sisi lain, Okezone coba mengulik lebih jauh sisi Jokowi yang mungkin tak diketahui banyak orang. Ya, beberapa pihak menjelaskan kalau Jokowi memiliki kesamaan atau kemiripan dengan Presiden pertama RI Soekarno. Benarkah demikian?

Menjawab hal tersebut, Okezone coba menjabarkan beberapa fakta yang mungkin bisa menjadi acuan dalam menjawab pertanyaan di atas. So, apa saja kesamaan antara Jokowi dengan Soekarno?

Kedua pria ini sama-sama lahir di bulan Juni. Jokowi lahir pada 21 Juni 1961, sementara itu Soekarno lahir di tanggal 6 Juni 1901.

2. Tanggal kelahiran dan kematian

Percaya tidak percaya, Jokowi dilahirkan pada 21 Juni 1961. Sedangkan, di tanggal yang sama di tahun 1970, Soekarno wafat.

Jika bicara mengenai lokasi pasti kelahiran kedua sosok ini, mereka memang tak lahir di kota yang sama. Jokowi lahir di Surakarta, sedangkan Soekarno di Surabaya. Tapi, yang mesti dicatat ialah keduanya lahir di tanah Jawa.

Beberapa sumber menjelaskan, Presiden Soekarno sejak kecil sudah menyukai kisah wayang. Bahkan, Soekarno diketahui rela begadang demi bisa nonton wayang semasa sekolah dulu. Pun dengan Jokowi. Dalam Film 'Jokowi' kita bisa lihat bersama bagaimaa Jokowi kecil dididik kakeknya dengan mengguakan kisah pewayangan.

Satu hal lain yang tak kalah menarik ialah kedua sosok besar bangsa Indonesia ini memiliki zodiak yang sama yaitu Gemini. Tidak hanya itu, shio mereka serupa yaitu Kerbau berunsur logam dengan sifat Yin. Percis!

JAKARTA, KOMPAS.TV - Putra sulung Presiden Soekarno, Guntur Seokarno,  menagih janji Presiden RI Joko Widodo mengenai hak waris mendiang presiden pertama Indoenesia tersebut. Hak untuk ahli waris Soekarno ini disebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wapres RI serta Bekas Presiden dan Wapres RI.

Guntur menyebut masih ada hak-hak Soekarno yang belum diberikan negara, di antaranya adalah hak perawatan kesehatan dan pensiun. Padahal, presiden sebelumnya, mulai dari Seoharto hingga Joko Widodo sudah menerima pemberian negar adalam bentuk uang atau lahan.

"Saat pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, saya ditemani cucu saya Syahan. Dalam pertemuan sekitar dua tahun lalu itu, saya sampaikan bahwa Bapak (Bung Karno) sebagai presiden sama sekali belum menerima hak-haknya seperti saat perawatan sakitnya di Wisma Yaso, pensiun, dan hak lainnya sebagai mantan presiden, seperti terdapat dalam undang-undang (UU No 7/1978)," kata Guntur kepada Kompas.id, Kamis (4/7/2024).

Baca Juga: Sepenggal Kisah dari Meninggalnya Soekarno: Keributan Kecil Dua Istri di Depan Jenazah

Guntur mengaku pihaknya tidak meminta rumah karena adik-adiknya sudah punya rumah masing-masing. Pemberian berupa rumah pun dinilai akan sulit dibagi antara anak-anak Soekarno.

"Saya minta dana tunai sebagai pengganti rumah untuk delapan ahli waris bapak, yaitu anak-anak, karena Ibu sudah meninggal. Namun, sampai sekarang, dana itu belum pernah diterima,” kata pria yang akrab disapa Mas To tersebut.

Delapan ahli waris yang dimaksud adalah lima anak Soekarno dengan Fatmawati, yakni Guntur, Megawati, Rachmawati (almarhumah), Sukmawati, dan Guruh. Sedangkan dua lagi dari pernikahan Soekarno dan Hartini, Bayu Soekarno dan Taufan Soekarno. Satu ahli waris berasal dari pernikahan Soekarno dengan Ratna Sari Dewi Soekarno, Kartika.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) Setya Utomo mengatakan bahwa seluruh mantan presiden dan wakil presiden sudah menerima hak pemberian dari negara, termasuk Soekarno. Namun, Setya tidak menjelaskan secara rinci jumlah uang yang diberikan kepada ahli waris Soekarno.

Setya mengatakan, jika ada ahli waris atau mantan presiden atau wakil presiden merasa belum mendapat hak sesuai ketentuan, pihaknya siap membicarakannya dan mencari solusi terbaik dengan mantan presiden/wakil presiden atau ahli waris.

"Berkaitan dengan keinginan tersebut, kami akan memberikan hak-hak tersebut tanpa ada pengecualian. Semuanya berpedoman pada ketentuan yang ada,” kata Setya, Jumat (5/7).

Baca Juga: Ganjar Minta Anak Muda Belajar dari Kepemimpinan Soekarno: Tidak Pernah Bicara Kepentingan Keluarga

Pidato Presiden Jokowi di depan para CEO yang hadir di KTT APEC Beijing 2014 ramai diperbincangkan. Gaya Jokowi ini memang berbeda dengan para presiden Indonesia sebelumnya."Kalau Pak SBY dan Pak Habibie bahasa Inggris-nya sudah canggih. Pak SBY pronounce-nya sangat-sangat beliau artikulasikan dengan baik, terlihat dia ingin tersampaikan dengan baik," kata Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana saat berbincang dengan detikcom, Selasa (11/11/2014).Hikmahanto mengatakan SBY, Habibie, dan Soekarno adalah presiden-presiden Indonesia yang kerap berbahasa Inggris secara mumpuni di forum-forum internasional. Habibie berbekal pengalaman hidupnya di Eropa, sedangkan Soekarno memang terbiasa membaca literatur Inggris semasa hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bung Karno menguasai bahasa Inggris dengan baik karena bacaannya bahasa Inggris, Belanda. Pak Habibie karena pengalaman beliau di Eropa," tuturnya.

"Kalau Pak Harto sangat jarang, atau bahkan tidak pernah menggunakan bahasa Inggris di publik. Biasanya beliau pakai penerjemah," imbuh Hikmahanto.

Hikmahanto tak begitu mengamati gaya pidato internasional Gus Dur dan Megawati. Untuk bahasa Inggris dialek Jawa ala Presiden Jokowi, Hikmahanto punya penilaian positif.

"Pak Jokowi merefleksikan kebanyakan orang Indonesia, bahasa Inggrisnya tidak canggih," ujarnya.

"Bisa disebut itu Indonesian-English, logatnya dalam hal ini Jawa. Tapi sama sekali tak perlu dipermasalahkan. Justru dunia mengapresiasi, bahwa tidak perlu bahasa Inggris yang canggih-canggih, yang belum tentu banyak orang paham," imbuh Hikmahanto.

Jakarta - Sebagai pemimpin bangsa, presiden juga memiliki waktu bersama keluarga. Berikut potret kebersamaan presiden RI bersama keluarga sejak Soekarno hingga Jokowi.