Pragmatisme Adalah Agar Peserta Didik Mampu

Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

Dalam upaya penerapannya, ada pokok-pokok perhatian utama dalam sosiologi pendidikan. Kajiannya meliputi substansi-substansi dan aspek-aspek dalam dinamika pendidikan. Berikut merupakan ruang lingkup sosiologi pendidikan.

Hubungan yang dimaksud dalam lingkup ini berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam kebudayaan, hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan, melihat fungsi pendidikan dalam proses perubahan sosial, hubungan pendidikan dengan sistem tingkat sosial, dan fungsi sistem pendidikan berkaitan dengan kelompok rasial dan lain-lain.

Dengan memahami ruang lingkup ini dengan baik, tenaga pendidik dapat memberikan kontrol penuh pada sistematika pembelajaran. Sebagai contoh, Bapak/Ibu dapat bertindak adil pada semua peserta didik dengan latar belakang apapun. Bapak/Ibu dapat menyusun rencana-rencana pembelajaran tertentu yang berfokus pada isu-isu sensitif dalam bermasyarakat.

Hakikat yang dominan dalam tahap ini berkaitan erta dengan analisis terhadap sejauh mana kebudayaan dalam sekolah berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah seperti kepemimpinan, kekuasaan, stratifikasi, dan pola interaksi sosial. Bapak/Ibu juga dapat memberikan pendekatan kepada peserta didik perihal sikap toleransi, saling menghargai, dan saling melindungi satu sama lain. Dengan memahami sosiologi pendidikan, sekolah diharap menjadi tempat paling adil bagi siapapun dalam pembelajaran.

Selanjutnya, berkaitan dengan bagaimana sih peranan Bapak/Ibu dalam kelas? Berkaitan dengan bagaimana Bapak/Ibu memperlakukan peserta didik dan bersosialisasi dengan mereka. Dengan membentuk interaksi yang baik, peserta didik merasa nyaman selama pembelajaran. Perasaan inilah yang dapat membentuk suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.

Cakupan sosiologi pendidikan pada tahap ini menjadi lebih kompleks. Hal-hal dalam tahapan ini berkaitan erat dengan hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pendidikan, faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi sekolah, sistem pendidikan yang akan diterapkan, dan mengkaji bagaimana respon pihak luar terhadap kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam sekolah selaku lembaga pendidikan.

Setelah mengetahui sosiologi pendidikan secara mendalam, kita dapat melihat dengan jelas bahwa sekolah merupakan kontributor dalam perkembangan sumber daya manusia dan kondisi sosial dalam masyarakat. Selain itu, memahami peserta didik  dengan pendekatan sosiologis memungkinkan Bapak/Ibu untuk lebih dekat dengan peserta didik, memilih metode pembelajaran terbaik, dan menyusun rencana-rencana pembelajaran secara terperinci.

Semoga artikel ini cukup memberikan Bapak/Ibu impresi baru dalam memahami konsep sosiologi pendidikan agar dapat menjadi bekal dalam proses pembelajaran. Semangat untuk para guru di seluruh Indonesia! Maju terus pendidikan bangsa!

Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium Guru Inovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan lupa klik Link Pendaftaran sekarang juga ya! Selamat belajar bersama-sama!

Penulis: Yandi Chidlir

Secara umum, pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sebuah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan yang nyata, oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif dan tidak mutlak. Namun, ada pendapat yang berbeda mengenai pengertian pragmatisme menurut para ahli berikut ini:

Pragmatisme adalah suatu pemahaman logika untuk membuat sesuatu ide menjadi jelas dan terang sehingga menjadi berarti atau metode untuk menterjemahkan makna dari ide-ide.

Pragmatisme adalah lawan dari idealis yaitu konsep yang lebih mengutamakam untuk menempuh cara atau jalur yang bersifat jangka pendek yaitu melakukan hal-hal yang bersifat praktis dan mengesampingkan sisi ketidakbergunaan

Pragmatisme adalah sebuah konsep kebenaran secara logika pengamatan dengan melihat akibat secara praktis.

Pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Untuk mengukur kebenaran suatu konsep seseorang harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut.

Pragmatisme adalah pondasi untuk mengatasi berbagai macam masalah kehidupan manusia dan yang menentukan kualitas seseorang adalah adanya pendidikan dalam diri manusia tersebut.

Spanduk dan media sosial (website, instagram, facebook, WA)

Pengumuman seleksi berkas

Dilihat di laman web MAN Pematangsiantar (www.manpematangsiantar.sch.id)

Pencetakan kartu ujian tes

Tes MM, B. Indo, B. Inggris, IPA Terpadu, PAI

Dilihat ke MAN Pematangsiantar atau di web resmi MAN Pematangsiantar

Sosialisasi Pendaftaran Ulang

Pendaftaran Ulang Siswa Baru

Ketentuan akan disampaikan oleh pihak madrasah

Masuk sesuai waktu dan pakaian yang ditentukan madrasah

KBO Reskrim memberikan Pemaparan Materi Bagi Peserta Didik Baru

Published by admin on 15th July 2021

Polrestanatoraja.com – Kamis tanggal 15 juli 2021 pukul 09.00 wita, KBO Sat. Reskrim IPTU MUH AKSAN SUWARDY Memberikan pemaparan materi bertempat di dua sekolah yakni SMK NEG. 1 MAKALE dan SMK TIRANUS RANTETAYO bagi peserta didik Baru yang sedang sedang melaksanakan masa pegenalan lingkungan sekolah

Pada SMK Neg. 1 MAKALE giat di mulai pukul 09.00 wita,adapun materi yang di paparkan yakni tentang TP Korupsi dan juga dilakukan sesi tanya jawab yg di ikuti oleh peserta didik baru secara Live Streaming, giat berakhir pukul 10.15 wita.

Pada SMK TIRANUS RANTETAYO giat di mulai pukul 11.00 wita, adapun materi yg di paparkan yakni tentang Generasi Garuda yg Tangguh,kuat dan Berjiwa Patriot yg di ikuti oleh peserta didik baru secara tatap muka dan tetap menerapkan protokol kesehatan serta di hadiri sebnyak 35 peserta didik baru, giat secara keseluruhan berakhir pukul 11.50 wita

Tujuan Sosiologi Pendidikan

Secara umum, sosiologi pendidikan mempelajari seluruh aspek-aspek dalam pendidikan berkaitan dengan struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, dan isu-isu lainnya melalui pendekatan sosiologis. Namun, masih banyak tujuan dari sosiologi pendidikan sebagaimana disampaikan oleh Nasution (via Zaitun, 2016:13) sebagai berikut.

Berdasarkan tujuan-tujuan di atas, sosiologi pendidikan bertujuan dan berusaha untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan pendekatan sosiologi. Dalam pemaknaan yang lebih filosofis, sosiologi pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia. Pemahaman ini penting karena dengan memahami orang lain kita dapat memahami diri kita sendiri dengan lebih menyeluruh. Memahami sosiologi pendidikan secara mendalam membuat diri kita sendiri lebih bijak dan bajik dalam memandang sesuatu.

Nilai-nilai sosial, norma, dan moral terus berkembang dan menjadi tolok ukur kualitas seseorang dalam bermasyarakat. Kepekaan seseorang akan fenomena tertentu, perilaku hormat satu sama lain, toleransi, dan bahkan cara berpakaian menjadi perhatian semua lapisan masyarakat. Bahkan, kita semua sepakat bahwa sebaik-baiknya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Tolok ukur tersebut terus dipakai dalam semua aspek kehidupan baik sisi keyakinan agama, maupun bidang lainnya, khususnya pendidikan.

Bapak/Ibu pernah tidak, saat hendak mengajar, Bapak/Ibu mempelajari terlebih dahulu latar belakang peserta didik, berkaitan dengan suku, psikologi, hobi, dan lain-lain? Apabila pernah, berarti Bapak/Ibu artinya telah menggunakan konsep sosiologi pendidikan.

Sosiologi pendidikan sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Apa itu tujuan pendidikan? secara umum, pendidikan bertujuan untuk meningkatkan taraf pengetahuan peserta. Namun, tentu saja pengertian pengetahuan juga kompleks, hal tersebut berkaitan dengan kesiapan mental, moral, dan pribadi peserta didik yang siap terjun dalam masyarakat sosial.

Tentu saja misi mulia pendidikan tersebut bukan hanya Bapak/Ibu saja selaku tenaga pendidik. Namun, menjadi perhatian semua pihak mulai dari peserta didik, wali murid, dan civitas akademika lainnya. Oleh sebab itu, yuk sama-sama kita pelajari lebih mendalam tentang ilmu sosiologi pendidikan. Simak penjelasan sampai akhir ya!

Apa itu Sosiologi Pendidikan?

Sosiologi pendidikan berasal dari gabungan dua kata berbeda, yaitu sosiologi dan pendidikan. Meskipun keduanya memiliki pemaknaan yang berbeda, namun ada benang merah di antara keduanya. Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata “socius”, yang berarti "teman" dan “logos”, yang berarti “ilmu pengetahuan”. Sedangkan “pendidikan” memiliki pengertian sebagai sebuah proses, cara, perbuatan mendidik. Lebih mendalam, pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Nah, pada tahap ini, relasi antara keduanya sangat kentara dan terang sebagai satu kesatuan ilmu pengetahuan yang itu.

Berdasarkan konsep dari kedua perangkat tersebut, sosiologi pendidikan menurut Dr Elwood (via Zaitun, 2016:7) merupakan

Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain.

Artinya, dalam upaya mempelajari seseorang (dalam hal ini peserta didik) pendekatan ini fokus pada interaksi sosial dalam upaya perubahan perilaku melalui pendidikan.